MIPANGSI dan LIQUID diolah pada Diklat KTI bagi Guru SMK

Rendahnya budaya menulis di kalangan guru merupakan tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan. Untuk itu, Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) hadir memberi solusi. Sebanyak 24 orang perwakilan guru SMK se-Provinsi Sulawesi Selatan mengikuti diklat Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang digelar pada tanggal 13 s.d 18 Oktober 2021, di hotel Continent Centrepoint Makassar.

Beberapa judul KTI yang menarik perhatian di antaranya Penggunaan MIPANSI (Mind Mapping dan Diskusi) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Teknologi WAN Siswa Kelas XI TKJ SMKN 1 Jeneponto dan Penerapan LIQUID (Literasi dan Quis Digital) dalam meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas XI Jurusan TKJ SMKN 2 Maros. MIPANGSI dan LIQUID yang diolah di tempat diklat ini menjadikan diskusi makin menarik.

Kegiatan yang dibuka oleh Plt. Kepala BPPMPV KPTK Darwis Muin SPd MM bertujuan untuk membekali para peserta diklat agar memiliki pemahaman yang baik dalam menulis karya ilmiah. Kompetensi menulis yang mumpuni sebagai salah satu bentuk pengembangan profesi. “Peserta dapat mengikuti materi dengan baik dan dapat mengimplementasikan ilmunya ketika kembali ke sekolah. Menghasilkan karya tulis sebagai bentuk pengembangan profesional seorang guru,” harap Darwis

Kegiatan diklat tersebut menghadirkan pemateri internal Dr Irlidiya MPd. Pemateri eksternal melibatkan kalangan praktisi Dr Thamrin Paelori MPd, seorang Instruktur tingkat nasional, pemenang 66 kali lomba karya tulis dan telah menulis 33 judul buku. Dari pihak akademisi Dr Usman MPd, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FBS UNM. Turut memberi materi mahasiswa Doktor bidang Vokasi, Muhammad Yassir ST MT.

Materi-materi yang diberikan di antaranya Literasi, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Konsep Dasar dan jenis KTI Guru, Latihan Pengembangan Ide (Gagasan Inovasi), hingga Menulis Draf Proposal Penelitian.

Guru-guru yang hadir dari berbagai jurusan baik guru produktif maupun guru normatif seperti Teknik Komputer Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak, Multimedia, Nautika Kapal Penangkap Ikan, Bahasa Indonesia, Matematika, Kimia, PKn dan BK. Keberagaman ini mengembangkan ide karya tulis peserta yang sangat bervariasi. Hal yang membahagiakan ketika peserta telah terinspirasi dan dapat menuangkan idenya baik dalam bentuk Best Practice, Inovasi Pembelajaran, maupun Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk proposal yang siap dikembangkan.

Teknik presentasi peserta dimodifikasi dalam bentuk window shopping (belanja karya). Ide dasar dan tahapan pembelajarannya ditulis di kertas plano dengan mengunjungi setiap karya agar peserta saling menginspirasi.

"Meski potensi yang dimiliki tidak terlalu besar, namun semangat peserta yang luar biasa. Dan puncaknya menghasilkan ide-ide brilian yang siap dikembangkan dan ditulis sebagai sebuah produk diklat dalam waktu yang singkat.  Ini merupakan sebuah capaian yang luar biasa. Intinya peserta mengikuti diklat dengan antusias. Dari refleksi kegiatan ini, pada umumnya menyambut gembira adanya diklat KTI ini dan berharap ada keberlanjutan," imbuh Thamrin mengapresiasi karya peserta.

Adalah Wahida, peserta dari SMK Jeneponto menyampaikan terima kasih kepada BPPMPV KPTK yang telah melaksanakan diklat KTI. “Alhamdulillah Allah mewujudkan impian saya. Pada kenyataanya kesempatan bagi guru khususnya yang mengampu mapel Bahasa Indonesia sangat terbatas untuk mengikuti pelatihan KTI apalagi itu diselenggarakan oleh Kementerian secara langsung,” ucapnya  

Wahida mengungkapkan guru mata pelajaran umum di SMK seperti terpinggirkan dalam hal kegiatan diklat karena kesempatan mereka untuk mengikuti diklat atau pengembangan ilmu sangat terbatas dibandingkan dengan guru produktif. Olehnya itu, Ia berharap kegiatan ini ada tindak lanjutnya, sehingga hasilnya nanti dapat terlihat.

“Apakah dengan kembali mengundang kami semua peserta saat ini dan melakukan refleksi terhadap apa yang sudah kami laksanakan di sekolah ataukah dengan mengundang guru lain dari sekolah kami. Hal ini baik untuk dilakukan agar penyelenggara dapat melihat efektivitas dari kegiatan yang dilakukan sebelumnya,” tutur Wahida.

Ia menyarankan agar diklat untuk Inovasi Pembelajaran dan Penulisan Best Practice juga bisa dilakukan secara khusus karena diyakini masih banyak guru yang tidak mengetahui tentang keduanya sebagai bagian dari karya ilmiah. “Saya secara pribadi pun baru mengerti dan mengetahui tentang apa sebenarnya inobel dan best practice itu. Semoga kami semua masih bisa dibimbing oleh pamateri dalam pelaksanaan kegiatan penelitian kami, setidaknya kami difasilitasi untuk publikasinya," tutupnya.

Kegiatan ini ditutup via daring oleh Koordinator Substansi Pengembangan Kompetensi BPPMPV KPTK Imran SKom MT. Dari Solo Jawa Tengah, Ia mengharapkan peserta dapat mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama diklat. Diklat ini menjadi pemantik untuk berkarya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Karya tulis guru sangat penting di dalam meningkatkan kompetensi seorang guru.

Sebagai seorang guru harus memiliki kompetensi, sesuai Permendiknas No. 16 tentang Standar Kompetensi Guru, yakni kompetensi kepribadian, Sosial, Pedagogik, dan Kompetensi Profesional. Guru profesional dituntut mengembangkan keprofesiannya, dan menulis karya ilmiah merupakan salah satu cara mengembangkan keprofesian guru. Namun yang harus diperhatikan dalam menulis karya ilmiah adalah tingkat plagiasi dan sitasinya. “Terima kasih kepada narasumber atas ilmu yang diberikan kepada para peserta semoga bernilai ibadah,” ucapnya.

Terima kasih atas support Manajemen BPPMPV KPTK dan seluruh tim yang terlibat juga kerja cerdas panitia sehingga kegiatan terlaksana dengan baik. Semoga kedepannya dapat lebih maksimal dalam memberi pelayanan terbaik kepada guru-guru sebagai ujung tombak dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Catatan: Dr. Irlidiya, M.Pd (Widyaiswara BPPMPV KPTK)
Editor : Al Azhar

 

Galeri Foto